I. Pendahuluan
Penyakit ada 2 macam:
a. Penyakit fisik/lahir
b. Penyakit batin/hati, ex. Syirik, kufr, iri/ dengki, dll.
II. Hikmah ditimpa penyakit/ Musibah
ü إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ
ü الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ (رواه الترمذي).
ü إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوْبَةُ فِي الدُّنْيَا (رواه الترمذي)
ü أَشَدُّ النَّاسِ بَلَاءً الْأَنْبِيَاءُ ثمُ َّالْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ فَإِنْ كَانَ دِيْنُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلَاؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِيْ دِيْنِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلَاءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الْأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ (رواه الترمذي)
ü عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلُّهُ خَيْرٌ وَ لَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ (رواه مسلم).
ü يَوَدُّ أَهْلُ الْعَافِيَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حِيْنَ يُعْطَى أَهْلُ الْبَلَاءِ الثَّوَابَ لَوْ أَنَّ جُلُوْدَهُمْ كَانَتْ قُرِضَتْ فِي الدُّنْيَا بِالْمَقَارِيْضِ (رواه الترمذي).
ü مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلاَّ حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا (رواه مسلم).
ü مَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي نَفْسِهِ وَوَلِدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ (رواه الترمذي)
ü إِنْ شِئْتِ صَبَرْتِ وَلَكِ الْجَنَّةُ وَإِنْ شِئْتِ دَعَوْتُ اللهَ أَنْ يُعَافِيْكِ...(رواه البخاري و مسلم).
ü إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ كَتَبَ اللهُ تَعَالىَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلَ مَا كَانَ يَعْمَلُ صَحِيْحًا مُقِيْماً (رواه البخاري)
III. Sifat-sifat Perawat Orang Sakit
- Ikhlas
- Penuh kasih sayang
- Pemaaf
- Cermat/ teliti
- Penuh tanggung jawab
- Patuh pada peraturan
- Menyimpan rahasia
IV. Adab Mengunjungi Orang Sakit
- Hendaklah memperhatikan masalah waktu kunjungan.
- Jangan terlalu lama mengunjungi Si Sakit kecuali diminta.
- Jangan terlalu banyak bercerita yang tidak bermanfaat atau perkataan sia-sia
- Dianjurkan memegang tangan si sakit (bila memungkinkan).
- Hendaklah mendoakan kesembuhan terhadap si sakit.
- Menghibur orang sakit dengan berita gembira, mengingatkan tentang pentingnya kesabaran dan ganjaran pahala atasnya, atau yang lainnya.
V. Anjuran bagi orang yang sakit
- Berbaik sangka kepada Allah swt.
- Bersabar atas apa yang menimpanya, tidak berputus asa.
- Menerima takdir Allah atasnya.
- Bersyukur kepada Allah.
- Memperbanyak istighfar
- Memperbanyak doa
- Banyak muhasabah diri
- Senantiasa mengharapkan Rahmat Allah atasnya.
- Tawakkal
- Tetap menjalankan ibadah sesuai kemampuan, minimal ibadah wajib.
- Membaca buku-buku agama untuk menguatkan batinnya.
- Mendengarkan bacaan ayat-ayat al-Quran dari kaset, MP3, CD, dll.
- Tidak boleh mengharapkan kematian bagi dirinya.
- Hendaklah segera menunaikan segala tanggungan-tanggungan (utang) kepada orang lain atau memberi wasiat kepada keluarganya atau yang lainnya.
VI. Macam-macam orang yang sakit
Orang yang sakit dibagi ke dalam tiga bagian,
A. Orang yang sakit ringan,
B. Orang yang sakit berat atau keras, dan
C. Orang yang sakit (koma) yang sedang menghadapi sakaratul maut.
VII. Perawatan bagi orang yang sakit ringan maupun berat
A. Pengobatan Medis
B. Pengobatan Non-Medis
1. Doa-doa atau ruqyah syar’iyyah
2. Mendengarkan ayat-ayat al-Qur’an
3. Pengobatan alternatif lain yang tidak bertentangan dengan prinsip Islam.
VIII. Sakaratul Maut
A. Pengertian
1. Sakaratun jamak dari sakratun = ‘keadaan mabuk’.
2. Maut
3. Naza’ = mencabut, mencopot, melepaskan, menghilangkan.
4. Wafat (wafaa) = sempurna/lengkap (tamma)
5. Ajal = batas waktu, akhir waktu.
6.
B. Gambaran orang yang mengalami sakaratul maut
1.Amru bin Ash :”Demi Allah, sungguh seakan-akan lambungku berada di tempat tidur dan aku bernafas dari lubang jarum. Sungguh seolah-olah duri-duri menusuk-nusuk sekujur tubuhku dari ujung kaki hingga ujung kepala.” (Abdul Malik Muh. Al-Qasim, 2001: 28).
2.Umar bin khattab bertanya kepada Ka’ab:”beritahukan kepadaku tentang kematian!” Ka’ab menjawab: “wahai amirul mukminin, kematian itu laksana pohon yang banyak durinya berada dalam perut manusia. Pohon itu tak berujung dan berpangkal. Kematian seumpama seorang lelaki yang kuat, yang kedua tangannya menghujamkan pohon duri itu kemudian menariknya kembali.” Mendengar penjelasan Ka’ab tersebut, Umar pun menangis” (Abdul Malik Muh. Al-Qasim, 2001: 28).
3. Nabi Ibrahim as.:”…seperti besi panas yang diletakkan di atas kain basah.” Padahal sakaratul telah diringankan bagi Nabi Ibrahim as. (Abu Syari Muh. Abdul Hadi, 2004: 61).
4. Nabi Musa as.:”aku dapatkan diriku laksana seekor burung yang masih hidup ketika digoreng di penggorengan, ia tidak mati sehingga dapat merasa tenang dan tidak pula selamat sehingga dapat terbang.” Dalam riwayat lain Nabi Musa as:”aku mendapatkan diriku seperti seekor kambing yang masih hidup dikuliti oleh penjagal.” (Abu Syari Muh. Abdul Hadi, 2004: 61).
5. …
C. Tanda-tanda orang yang sakaratul maut:
1. Kaki si sakit terasa lebih dingin
2. Jari kaki dan tangan Nampak hijau kebiru-biruan.
3. Mata membalik, bila disorot senter tidak bereaksi.
4. Denyuk nadi Nampak mulai tidak ada
5. Telinganya tampak lemas (pipih)
6. Sekali-kali merasa panas, minta dikipasi, dll.
7. Tampak kesehatannya lebih baik. Kadang minta makan atau minum.
8. Mengeluarkan bau khas calon jenazah.
9. Dll.
D. ketika menghadapi sakaratul maut
1. di talqin dengan kalimat tauhid
2. mendoakan kebaikan untuknya
3. menghadapkan ke kiblat dan membacakan surat yasin adalah masalah khilafiyah di antara para ulama.
E.
IX. NB: Setelah si sakit tidak bergerak, denyut nadipun mulai tidak ada, biasanya dibiarkan selama 2 jam untuk memastikan kematiannya.
3. Doa setelah mati (ketika memejamkan mata jenazah)
الَّهُمَّ اغْفِرْ لِ...وَرْفَعْ دَرَجَتَهُ فِي الْمَهْدِيِّيْنَ، وَخْلُفْهُ فِي عَقِبِهِ فِي الْغَابِرِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ يَارَبَّ الْعَالَمِيْن، وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ وَنَوِّرْ لَهُ فَيْهَ.
“Ya Allah, ampunilah … (menyebutkan nama si mayit), angkatlah derajatnya bersama orang-orang yang mendapat petunjuk, berikanlah penggantinya bagi orang-orang yang ditinggalkan sesudahnya. Dan ampunilah kami dan dia, wahai Rabb sekalian alam. Luaskanlah kuburnya dan berikanlah cahaya di dalamnya.” (H.R. Muslim No. 920, dari Ummu Salamah r.a.).
4. Doa untuk takziyah (belasungkawa)
إِنَّ لِلّهِ مَا أَخَذَ، وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًّى، فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ.
“Sesungguhnya adalah hak Allah mengambil dan memberikan sesuatu. Segala sesuatu di sisi-Nya dibatasi dengan ajal yang ditentukan. Oleh karena itu, bersabarlah dan carilah ganjaran dari Allah (dengan sebab musibah itu).” (H.R. al-Bukhari No. 1284, Muslim No. 923).
Yuk sedekah, Bantu Panti Asuhan, Pondok Tahfidz dan Pengkaderan Dai, Bangun Masjid Islamic Center al-Haqqu Yogyakarta
BalasHapushttps://kitabisa.com/campaign/pantibangunmasjid