PELATIHAN, KURSUS, DAN KONSULTASI

LEMBAGA STUDI UMAT NURUL IMAN (eL-SUNI), YOGYAKARTA
"Mantapkan Iman dengan Ilmu Pengetahuan"

Alamat: Jl. Besi-jangkang, KM 3,5, Belakang Puskesmas Ngemplak 2, Banglen, Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta, di Samping Penjahit Sri Rejeki (a.n. Muhammad Rais Ramli, M.S.I., M.S.I. Telp./WA/Telegram: 0815-7885-6972; PIN BB: D02A5AB9; E-Mail: Mrais17@yahoo.com; YM: Mrais17).

PELATIHAN & KURSUS
* PELATIHAN TATA CARA SHOLAT LENGKAP
(Thaharoh [Ugensi Thoharoh, Macam-macam Najis dan Cara Membersihkannya, Zat/benda yang digunakan untuk Thoharoh, Adab Buang hajat, Sunnah-sunnah Fitroh, Wudhu, Mengusap Khuf, Mandi, Tayammum, Fiqh Haid, Nifas, dan Istihadhoh] Gerakan Sholat, Bacaan Sholat, Makna & Rahasia Kandungan Sholat).

* PELATIHAN PERAWATAN JENAZAH LENGKAP
(Merawat Orang Sakit, Sakaratul Maut, Memandikan, Mengkafani, Men-sholatkan, Menguburkan, Takziah, Siksa Kubur, dan Amaliyah yang bermanfaat bagi jenazah yang disepakati ulama).

* PELATIHAN RETORIKA DAKWAH (TEKNIK PIDATO/ CERAMAH & KHUTBAH).
(Fiqh Dakwah, Fiqh Khutbah Jumat, dan Retorika).

* KURSUS BAHASA ARAB
(Nahwu, Shorof, Tashrif, Kajian Bahasa Arab al-Quran [KaBAr-Qu] Muhadatsah Fushah [Percakapan Bahasa Arab Standar], dan Terjemah Arab-Indonesia)

* KURSUS TARJAMAH AL-QUR'AN PER KATA

* PELATIHAN SEHARI (ONE DAY TRAINING) METODE MUDAH MENGUASAI KOSA KATA AL-QURAN (DENGAN TARGET MENGUASAI 50% AL-QURAN).

* KURSUS ULUMUL QUR'AN
* KURSUS ULUMUL HADIS
* KURSUS USHUL FIQH
* KURSUS FIQH ZAKAT
* KURSUS FIQH PUASA
* KURSUS FIQH MU'AMALAH
* KURSUS FIQH EKONOMI ISLAM

* MENYALURKAN WAKAF KAMUS SAKU AL-QURAN UNTUK PERPUSTAKAAN PONDOK PESANTREN, MADRASAH, DAN LEMBAGA PENDIDIKAN LAINNYA YANG MEMBUTUHKAN. BAGI PARA DERMAWAN YANG INGIN MENJADI SPONSOR WAKAF KAMUS AL-QURAN, DAPAT MENGHUBUNGI PENULIS PADA CONTACT DI ATAS.

*eL-SUNI menerima infak atau sponsorship untuk Dakwah dan Bakti Sosial di Desa-desa terpencil untuk wilayah Propinsi D.I. Yogyakarta dan Propinsi Jawa Tengah. Untuk setiap Dakwah dan Bakti sosial dilakukan selama 3 hari, 2 malam. Adapun kegiatan-kegiatan dakwah dan bakti sosial di desa-desa terpencil selama 3 hari dan 2 malam tersebut adalah
= Bazar Sembako Murah
= Pembagian Pakaian Layak Pakai
= Penyuluhan Pertanian/Perkebunan (menyesuaikan kondisi desa sasaran dakwah dan bakti sosial)
= Pengajian Akbar (target minimal 300 peserta)
= Pelatihan perawatan jezanah (target 100 peserta)
= Pelatihan tatacara cara thaharah dan tatacara shalat (target 100 peserta)
= Pelatihan Metode Mudah Menguasai Kosa Kata al-Quran
= Pelatihan guru Taman Kanak-kanak al-Quran dan Taman Pendidika al-Quran (target 50 peserta)
= Lomba-lomba untuk taman kanak-kanak al-Qur'an dan Taman Pendidikan al-Quran (target 100 peserta)
= dan berbagai kegiatan-kegiatan lain sesuai usulan warga sasaran kegiatan dan usulan donatur dan sporsorship.

NB= Banyaknya kegiatan dalam sekali kegiatan dakwah dan bakti sosial disesuaikan dengan dana yang tersedia.

* Dalam melaksanakan kegiatan dakwah dan bakti sosial, eL-SUNI bekerjasama dengan lembaga-lembaga lain sesuai dengan kebutuhan.

* Dana kegiatan dapat disalurkan ke nomor rekening,
0220830510, Bank BNI Syariah Cabang Yogyakarta, a.n. Muhammad Rais

KONSULTASI SKRIPSI & TESIS UNTUK SEMUA ILMU SOSIAL DAN ILMU AGAMA ISLAM

Minggu, 31 Oktober 2010

Peribahasa (40) Angin Berputar

angin berputar, ombak bersabung
= keadaan yang amat sulit dan susah/ perkara yang sangat sulit diselesaikan karena banyak sangkut pautnya dengan perkara lain

Peribahasa (39) Bagai Pucuk Eru

bagai pucuk eru, ke mana angin yang deras, ke situlah condongnya;
seperti sepohon kayu, barang di mana ditiup angin, di sanalah ia condong
= orang yang tidak mempunyai pendirian (dalam bahasa ushul fiqh disebut "taqlid")

Peribahasa (38) Angin Tak Dapat Ditangkap

angin tak dapat ditangkap, asap tak dapat digenggam
= berbagai berita yang ganjil (negatif) itu, tidak dapat disembunyikan atau disimpan, kelak akan tersebar jua

Peribahasa (37) Kalau Tiada Angin Bertiup

kalau tiada angin bertiup, takkan pokok bergoyang;
kalau tiada angin bertiup, masa daun kyu bergerak;
kalau tak ada angin, masa daun akan bergerak;
kalau tiada api, masa ada asap;
kalau tak ada berada, takkan tempua bersarang rendah
= segala kejadian (peristiwa/hal) ada sebab musababnya/ kalau memang tidak bersalah, masa akan dituduh orang (tapi jaman sekarang kan semuanya bisa saja direkayasa.....)

Peribahasa (36) Anggun Gaya

Anggun gaya jalan bersimpang
= (Minangkabau) bingung, tidak tahu mana yang harus dipilih di antara dua perkara (masalah)

Sabtu, 30 Oktober 2010

Peribahasa (35) Anak Dipangku Dilepaskan

anak dipangku dilepaskan, beruk di rimba disusukan;
laki pulang kelaparan, dagang lalu ditanakkan
= melalaikan pekerjaan sendiri, pekerjaan orang lain di kerjakan

Peribahasa (34) Kasih Akan Anak Tangan-tangankan

kasih akan anak tangan-tangankan, kasih akan bini tinggal-tinggalkan
= terlalu berlebihan dalam memanjakan (menuruti segala keinginan) anak dan istri berakibat pada hal yang negatif seperti timbulnya kesombongan, kurang mandiri, cenderung hidup boros, dll.

Peribahasa (33) Tumbuh Pada Alur

tumbuh pada alur (aturan) sudah diturut, tumbuh pada jalan sudah ditempuh;
adat telah diisi, lembaga telah dituang
= segala kewajiban (tugas/perintah) telah dilakukan

Peribahasa (32) Kalah Membeli

kalah membeli menang memakai
= tidak mengapa membeli barang yang mahal tapi berkualitas, sehingga bisa dipakai lama

Peribahasa (31) Ada Aku Dipandang Hadap

ada aku dipandang hadap, tiada aku dipandang belakang
= manis wajahnya kalau lagi berhadapan, tetapi di belakang kita ia berbicara lain/ orang yang yang mempunyai dua wajah/ gambaran terhadap sifat orang munafik

Jumat, 29 Oktober 2010

Peribahasa (30)

akal tak sekali datang, runding tak sekali tiba
= segala sesuatu tidak selesai sekaligus, melainkan berangsur-angsur/ setiap proses ada tahapnya

Peribahasa (29)

lubuk akal tepian ilmu;
lubuk akal gedung bicara
= orang pandai, orang berilmu, tempat orang mempertanyakan berbagai hal

Peribahasa (28)

belum diajun (melangkahkan kaki), sudah tertarung (tersandung)
= (Minangkabau) baru mau melakukan suatu pekerjaan, sudah mendapatkan rintangan (istilah di orde baru HTAG = Hambatan, Tantangan, Ancaman, Gangguan)

Peribahasa (27)

terbit air karena dipercik, terbit minyak karena dikempa;
bak pinang dianduh, putus tali ia berdiri
= mau menerima atau mengerjakan suatu pekerjaan karena terpaksa

Peribahasa (26)

bakarlah air, ambil abunya
= kiasan kepada pekerjaan yang mustahil dapat diperoleh hasilnya/ ejekan kepada orang yang tidak akan dikabulkan permintannya
+ Pantunnya =
jika tuan hendak ke Jambi
ambil Cik Tahir jurubatunya
jika tuan hendakkan kami
ambil air bakar abunya

Peribahasa (25)

seperti air dalam kolam;
seperti air dalam terenang (tempat air darin tanah liat/ kendi)
= kiasan kepada orang yang sikap dan tingkah lakunyanya tenang

Peribahasa (24)

air diminum rasa duri, nasi dimakan rasa sekam
= keadaan seseorang yang dalam kesusahan (kesulitan) karena rasa rindu atau lainnya

Peribahasa (23)

buangkan air yang keruh, ambil air yang jernih
= memulai penghidupan yang baru

Peribahasa (22)

menepuk air di dulang, mata jua kena pacaknya (percikannya);
mengembangkan ketiak amis;
mencabik baju di dada;
memperhujankan garam sendiri
= menceritakan aib diri sendiri dan atau aib keluarga

Peribahasa (21)

air mata jatuh ke perut;
air mata jatuh ke dalam
= berduka cita yang mendalam, tetapi tidak banyak mengeluh, sehingga orang lain tidak banyak mengetahuinya

Peribahasa (20)

bermain air basah, bermain api letup
= setiap pekerjaan (perbuatan) ada risikonya

Peribahasa (19)

air orang disauk (diambil/ditimba), ranting orang dipatah, adat orang diturut;
di mana tanah dipijak, di situ langit dijunjung;
masuk kandang kambing membebek (mengembek), masuk kandang kerbau menguak;
bermalam di bawah nyiur pinang orang, kata orang diturut
= kalau mencari rezeki di rantau orang, hendaklah dituruti adatnya (kebiasaan baiknya)

Kamis, 28 Oktober 2010

Peribahasa (18)

air mudik sungai, semua teluk diranai (dijalani)
= orang boros dalam berbelanja, apa saja yang terlintas di benaknya, dibeli semuanya

Peribahasa (17)

ada air, ada ikan;
ada batang, cendawang tumbuh;
ada padang, ada belalang
= setiap kampung (negeri), mempunyai adat masing-masing/ rejeki Allah swt. ada di mana-mana dimana pun kita tinggal atau berpijak, asal jangan putus asa mencarinya

Peribahasa (16)

bagai kambing dihalau ke air;
bagai kambing dimandikan pagi;
bagai mengungkit batu di bencah;
bagai minum air bercacing
= menyuruh orang yang tidak mau mengerjakan sesuatu (tidak disukai/hanya mendatangkan bencana bagi orang yang disuruh atau melakukan orang pekerjaan tersebut)

Peribahasa (15)

membasuh dengan air liur
= wajah yang dicuci dengan air liur hanya akan menambah kotor dan menjijikkan/ orang yang ingin merubah suatu kemungkaran, tetapi malah menambah (memperbesar) kemungkaran itu

Peribahasa (14)

berkering air liur
= menasehati orang yang tidak mau menerima nasehat/ mendakwai orang kafir yang sudah tertutup hatinya rapat-rapat untuk menerima kebenaran

Peribahasa (13)

dimandikan dengan air segeluk (geluk=timba yang terbuat dari tempurung kelapa)
= disanjung dengan sanjungan yang tidak berarti (tidak memuaskan)/ diberi penghargaan yang tidak sesuai dengan jasanya yang besar

Peribahasa (12)

dari telaga yang jernih, adakah mengalir air yang keruh?
= dari bibir orang-orang yang baik-baik/ sholeh/ beriman/ sopan, adakah keluar kata-kata yang menusuk hati?

Peribahasa (11)

sekali air gadang (besar), sekali tepian beranjak (berpindah/berubah);
sekali air dalam, sekali pasir berubah;
= lain induk semang, lain kemauannya/ setiap kali pemimpinnya berganti, berubah pula kebijakannya

Peribahasa (10)

airnya jernih, ikannya jinak
= kiasan kepada negeri (kampung/daerah) yang aman sentosa, pemerintahannya adil, bersih, jujur, tidak korupsi, kolusi, dan nepotisme. para rakyat (penduduknya) berbudi pekerti yang luhur, ramah tamah. sholeh, dan beriman

Peribahasa (9)

bagai membendarkan air ke bukit;
bagai mencencang air;
bagai menghitung bulu kambing;
= melakukan pekerjaan yang sia-sia

Peribahasa (8)

hendak air, pancuran terbit;
pucuk dicinta, ulam tiba;
sumur digali, air terbit (datang);
tanam cempedak, tumbuh nangka;
hendak ulam, pucuk menjulai (ulam=lalap/ daun muda yang dimakan mentah dengan sambal)
= hasil yang didapat, melebihi harapan (banyak bonusnya)

Peribahasa (7)

air cucuran atap, jatuhnya ke pelimbahan jua;
ke mana tumpah hujan dari bubungan, kalau tidak ke cucuran atap;
bagaimana cetak, begitulah kuenya;
ke mana tumpah kuah, kalau tidak ke bahan (selokan di bawah cucuran atap rumah)
= sifat anak itu menurut sifat (teladan) orang tuanya/ segala sesuatu mengikuti asalnya, meskipun sedikit ada perbedaan

Peribahasa (6)

tambah air, tambah sagu
= tambah kerja tambah upah (gaji/mukafaah)/ tambah prestasi, tambah penghargaan

Peribahasa (5) Adat Air Cair

adat air cair, adat api panas
= segala sesuatu mempunyai tabiat (sifat/karakter/keistimewaan) masing-masing

Peribahasa (4) Adat Bernegeri Memagar Negeri

adat bernegeri memagar negeri, adat berkampung memagar kampung
= (Minangkabau) dikatakan pada orang yang berjiwa sosial dan suka berkorban untuk negara dan bangsa/ tidak mementingkan diri sendiri

Peribahasa (3) Adat Periuk Berkerak

adat periuk berkerak, adat lesung berdedak
= jika menginginkan keuntungan, maka harus rela menerima risiko susah atau rugi dalam bekerja

Peribahasa (2) Adat Sepanjang Jalan

adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung
= (Minangkabau) setiap pekerjaan ada adat dan aturannya/setiap negeri mempunyai adat masing-masing

Peribahasa (1) Adat Muda

adat muda menanggung rindu, adat tua menahan ragam
= (Minangkabau) anak muda biasanya menanggung rindu, orang tua menanggung berbagai cobaan seperti sakit.

Jumat, 22 Oktober 2010

Do’a yang Berkaitan dengan Orang Sakit dan Perawatan Jenazah



Oleh Muhammad Rais, S.S., S.Th.I.,M.S.I.[1]


1.    Do’a atau Dzikir Ketika Sedang Sakit
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحْمْدُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ.
Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Allah Maha Besar. Tidak tuhan yang berhak disembah kecuali Allah satu-satu-Nya. Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah satu-satu-Nya, tiada sekutu bagi-Nya. Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah, milik-Nyalah segala kerajaan dan pujian. Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan-Nya.”[2]


2.    Pengobatan Penyakit Oleh Si Penderita Sendiri
بِسْمِ اللهِ {×3}
Dengan nama Allah.” (3x). dilanjutkan dengan,
أَعُوْذُ بِاللهِ وَقُدْرَتِهِ، مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ.{×7}.
Aku berlindung kepada Allah dan kepada kekuasaan-Nya dari kejahatan apa yang aku dapati dan  yang aku khawatirkan.” (7x).[3]

3.      Do’a Pengobatan Luka.
بِسْمِ اللهِ تُرْبَةُ أَرْضِنَا، بِرِيْقَةِ بَعْضِنَا، يُشْفَى سَقِيْمُنَا بِإِذْنِ رَبِّنَا.
Dengan nama Allah, tanah bumi kami ini dengan air ludah sebagain di antara kami dapat menyembuhkan orang di antara kami dengan izin Rabb kami.”[4]
4.      Do’a Mengobati Orang Sakit Ketika Menjenguknya
أَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيْمَ، رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ.{×7}
Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Rabb ‘Arsy yang Agung agar Dia menyembuhkanmu.” (7x).[5]

5.      Do’a Orang yang Sakit Parah agar Tidak mengharapkan Kematian
اَللَّهُمَّ أَحْيِيْنِي مَا كَانَتِ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِيْ إِذَأ كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِيْ.

6.      Do’a Ketika Memejamkan Mata Orang yang Meninggal Dunia
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِ...وَارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِيْ الْمَهْدِيِّيْنَ، وَاخْلُفْهُ فِيْ عَقِبِهِ فِيْ الْغَابِرِيْنَ وَاغْفِرْلَنَا وَلَهُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، وَافْسَحْ لَهُ فِيْ قَبْرِهِ وَنَوِّرْ لَهُ فِيْهِ.
Ya Allah, ampunilah …(sebutkan namanya), angkatlah derajatnya bersama orang-orang yang mendapat petunjuk, berikanlah penggantinya bagi orang-orang yang fitinggalkan sesudahnya. Dan Ampunilah  kami dan dia, wahai Rabb sekalian alam. Luaskanlah kuburnya dan berikanlah cahaya di dalamnya.”[6]

7.      Do’a Keluarga atau Pelayat Ketika Ada Kematian
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّاإِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ، اَللَّهُمَّ أْجُرْنِيْ فِيْ مُصِيْبَتِيْ وَأَخْلِفْ لِيْ خَيْرًا مِنْهَا.
Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami akan kembali. Ya Allah, berikanlah pahala kepadaku dalam musibahku dan gantikanlah untukku dengan yang lebih baik darinya (dari musibahku).”[7]

8.      Do’a Sholat Jenazah
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خْيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ الْنَّارِ.
Ya Allah, ampunilah dia (si mayit), berikanlah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari siksa kubur), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskanlah kuburannya, mandikanlah dia dengan air, salju, dan air es. Bersihkanlah dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran, Berikanlah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berikanlah keluarga yang lebih baik dari keluarganya (di dunia), isteri (suami) yang lebih baik dari istri (suaminya), masukkanlah dia ke Surga, lindungilah dia dari siksa kubur dan siksa api Neraka.”[8]

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيَّتِنَا وَشّاهِدِنَا وَغَائِبِنَا وَصَغِيْرِنَا وَكَبِيْرِنَا وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا. اَللَّهُمَّ مَنْ أَحْحَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى الْإِسْلَامِ، وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى الْإِيْمَانِ، اَللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تُضِلَّنَا بَعْدَهُ.
Ya Allah, ampunilah orang yang hidup dan yang mati, orang yang hadir dan orang yang tidak hadir di antara kami, laki-laki maupun perempuan. Ya Allah, orang yang Engkau hidupkan di antara kami, hidupkanlah dengan memegang ajaran Islam, dan orang yangEngkau wafatkan di antara kami, maka wafatkanlah dalam keadaan beriman. Ya Allah, jangan halangi kami untuk memperoleh pahalnya dan jangan sesatkan kami sepeninggalnya.”[9]

اَللَّهُمَّ عَبْدُكَ وَابْنُ أَمَتِكَ اِحْتَاجَ إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَنْتَ  غَنِيٌّ عَنْ عَذَابِهِ، إِنْ كَانَ مُحْسِنًا فَزِدْ فِيْ حَسَنَاتِهِ، وَإنْ كَانَ مُسِيْئًا فَتَجَاوَزْ عَنْهُ.
Ya Allah, ini hamba-Mu, anak hamba perempuan-Mu (Hawa), membutuhkan Rahmat-Mu, sedangkan Engkau tidak membutuhkan  untuk menyiksanya. Jika ia berbuat baik, tambahkanlah dalam amalahn baiknya, dan jika dia orang yang bersalah, maafkanlah kesalahannya.”[10]

اَللَّهُمَّ إِنَّ فُلَانَ ابْنَ فُلَانٍ فِيْ ذِمَّتِكَ، وَحَبْلِ حِوَارِكَ، فَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ، وَعَذَابِ النَّارِ، وَأَنْتَ أَهْلُ الْوَفَاءِ وَالْحَمْدِ، اَللَّهُمَّ فَاغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ.
Ya Allah, sesungguhnya fulan anak fulan (sebutkan namanya) berada di bawah jaminan-Mu, juga di bawah lindungan-Mu, maka lindungilah ia dari fitnah kubur dan azab neraka. Dan Engkau Rabb yang selalu menepati janji dan berhak mendapatkan pujian. Ya Allah berikanlah ampunan kepadanya dan kasihanilah dia, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (H. R. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah; Ahkamul Janaiz, 158.

9.      Do’a untuk Jenazah Anak Kecil.
اَللَّهُمَّ أَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ.
Ya Allah, lindungilah dia dari siksa kubur.”[11]
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ لَنَا فَرَطًا وَسَلَفًا وَأَجْرًا.
Ya Allah, jadikanlah kematian anak ini sebagai simpanan pahala dan amal baik serta pahala untuk kami.”[12]

10.  Do’a Orang yang Memasukkan Jenazah Kekuburan.
بِسْمِ اللهِ عَلَى سُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ.
Dengan nama Allah dan atas Sunnah Rasulullah saw[13].”
بِسْمِ الله وَبِاللهِ وِعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اللهِ.
Dengan nama Allah, dan Demi Allah, serta atas millah (agama) Rasulullah saw.”[14]


11.  Do’a (Salam) Ketika Memasuki Kuburan
اَلسَّلَامُ عَلَيْكٌمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمٌؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَإِنَّا إِنْشَآءَ اللهُ بِكُمْ لاَحِقُوْنَ، نَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ.
Semoga keselamatan atas kalian wahai penghuni kubur, dari kalangan kaum mukminin dan muslimin, dan insya Allah kami akan menyusul kalian, aku memohon keselamatan kepada Allah bagi kami dan kalian.” (H. R. Muslim).
اَلسَّلَامُ عَلَي أَهْلِ الدِّيَارِ مِنَ الْمٌؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَيَرْحَمُ اللهُ الْمُسْتَقْدِمِيْنَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِيْنَ، وَإِنَّا إِنْشآءَ اللهُ بِكُمْ لاَحِقُوْنَ.
Semoga keselamatan atas kalian wahai penghuni kubur, dari kalangan kaum mukminin dan muslimin, semoga Allah merahmati yang terdahulu dari kita dan yang belakangan dan kami insya Allah menyusul kalian.” (H. R. Muslim).

12.  Do’a Ketika Jenazah Telah Dimakamkan.
اَللَّهُمّ اْغْفِرْلَهُ اَللَّهُمَّ ثّبِّتْهُ.

13.  Do’a Ketika Takziyah
إِنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ، وَلَهُ مَا أَعْطَى، وَكُلُّ شَيْئٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًى، {فَمُرْهَا} فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْسِبْ.
Sesungguhnya adalah hak Allah mengambil dan memberika sesuatu. Segala sesuatu di sisi-Nya dibatasi dengan batas yang telah ditentukan. Oleh karena itu, (perintahkanlah ia) bersabarlah dan carilah ganjaran dari Allah (dengan sebab musibah itu).”[15]




[1]Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prodi Hukum Islam, Konsentrasi Hukum Bisnis Syari’ah.
[2]Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa mengucapkannya ketika sakit, kemudian meninggal dunia, maka ia tidak akan disentuh oleh api neraka.” (H.R. at-Tirmidzi no. 3430, Ibnu Hibban no. 2325).
[3]H. R. Muslim no. 2202.
[4]H. R. al-Bukhari no 5745, Muslim no. 2194. Letakkan jari telunjuk ke tanah kemudian angkat kembali, lalu usapkan pada tempat yang sakit kemudian ucapkan do’a tersebut di atas.
[5]H. R. at-Tirmidzi no. 2083, Abu Dawud no. 3106.
[6]H. R. Muslim no. 920.
[7]H. R. Muslim no. 918.
[8]H. R. Muslimn. 963, an-Nasai IV/ 73-64, Ahmad  VI/23, Ibnu Majah no. 1500.
[9]H. R. Ibnu Majah no. 1498, Ahmad II/ 368 dan ath-Thabrani.
[10]H. R. al-Hakim I/359, Ahkamul Janaiz, 159.
[11]H. R. Malik I/ 198 no. 18, Ibnu Abi Syaibah III/ 217, al-Baihaqi IV/9. 
[12]Al-Baghawi V/357, Abdurrazzaq no. 6588 al-Bukhari kitab al-Janaiz Bab ke-65.
[13]H.R. Abu Dawud no. 3213, Ahkamul Janaiz , 193).
[14]H.R. Hakim, Ahkamul Janaiz, 193).
[15]H. R. al-Bukhari dan Muslim.

Rabu, 20 Oktober 2010

Ringkasan tentang Masalah Qurban


Keutamaan berkurban,  dikutip dari Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi dalam Minhaj al-Muslim (Pedoman Hidup Seorang Muslim)
  1. Tidaklah seorang anak Adam yang melakukan suatu amal (perbuatan) pada hari nahar (hari raya ‘Idul Adha) yang paling dicintai-Nya daripada menumpahkan darah (hewan qurban). Sesungguhnya hewan qurban itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, kuku, dan bulu-bulunya...(HR. Ibnu Majah [3126} dan at-Tirmidzi [1493], hasan walaupun gharib.
  2. Pernah ditanyakan oleh para sahabat kepada Nabi Muhammad saw, : Apa itu hewan qurban?” beliau menjawab, “Itu adalah sunnah bapak kalian, Ibrahim.” Kemudian mereka bertanya lagi, “Apa yang diperoleh darinya?” beliau menjawab,”Kebaikan pada setiap helai bulunya.” Mereka bertanya lagi’ “Bagaimana dengan bulunya?” beliau menjawab, “Kebaikan pada setiap helai bulunya yang lebat.” (HR. Ibnu Majah [3127] dan at-Tirmizi, hasan).
Hikmah atau Tujuan Berqurban, dikutip dari Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi dalam Minhaj al-Muslim (Pedoman Hidup Seorang Muslim
  1. Mendekatkan diri kepada Allah swt.
  2. Menghidupkan sunnah Nabi Ibrahim a.s.
  3. Memperbanyak pemberian kepada keluarga dan ungkapan rasa kasih sayang kepada fakir miskin.
  4. ungkapan rasa syukur kepada Allah swt.
Syarat-syarat Berqurban, dikutip dari Syaikh al-Utsaimin.
  1. Hewan qurban adalah onta, sapi, dan kambing.
  2. Onta berusia 5 tahun, sapi berusia 2 tahun, dan kambing berusia 1 tahun.
  3. Hewan qurban tidak cacat seperti buta sebelah; tidak sakit; tidak pincang; sangat kurus.
  4. Hewan qurban adalah milik sahibul qurban.
  5. Tidak membeli hewan qurban dengan cara berutang.
  6. Penyembelihan hewan qurban dilakukan setelah sholat ‘idul adha (10 Dzulhijjah) dan pada hari-hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah).

Syarat-syarat  Penyembelian Hewan Qurban, dikutip Dari Syaikh al-Utsaimin.
  1. Si Penyembeli sudah balig atau berakal.
  2. Si Penyembelih adalah seorang Muslim.
  3. Sengaja menyembelih.
  4. Penyembelihan dilakukan karena Allah swt.
  5. Menyebut nama Allah swt.
  6. Menggunakan alat penyembelih yang tajam.
  7. Darah mengalir dari tempat penyembelihan.
  8. Si Penyembelih tidak sedang berihram atau berada di tanah haram.
Hukum-hukum Seputar Qurban, dikutip dari Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi dalam Minhaj al-Muslim (Pedoman Hidup Seorang Muslim. (sebagai bahan perbandingan dengan Syaikh al-Utsaimin.
  1. Usia domba 1 tahun atau hampir 1 tahun. Biri-biri dan sapi tidak kurang dari 2 tahun. Unta telah berusia 4 tahun masuk tahun ke-5.
  2. Hewan qurban tidak cacat.
  3. Hewan yang paling utama; domba bertanduk, jantan, putih bercampur hitam (belang), disekitar mata dan kakinya.
  4. Waktu penyembelihan 10, 11, 12, 13 Dzulhijjah dimulai setelah sholat ‘Id.
  5. Dianjurkan menghadapkan wajah hewan qurban ke arah kiblat dan mengucapkan  inni wajjahtu wajhiya lilladzi fathorossamawaati wal ardhi haniifaa, wamaa ana minal musyrikiin. Inna sholaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillahi rabbil ‘alamin, laa syariika lah wabidzaalika umirtu wa ana awwalulmuslimiin.” Ketika menyembelih, mengucapkan “Bismillahi wallahu akbar. Allohumma haadza minka walaka.”
  6. Penyembelihan boleh diwakilkan kepada orang lain.
  7. Dianjurkan daging qurban dibagi tiga; 1/3 untuk shohibul qurban, 1/3 untuk sedekah kepada fakir miskin, 1/3 untuk dihadiahkan kepada rekan-rekannya.
  8. Upah panitia tidak diambil dari hewan qurban.
  9. Seekor domba cukup untuk satu keluarga walaupun keluarga itu terdiri dari banyak orang.
  10. Sangat makruh hukumnya shohibul qurban memotong rambut dan kukunya. Sejak masuk bulan Dzulhijjah sampe peyembelihan dilakukan.
  11. Qurban Rasulullah saw atas nama semua umatnya.
Blimbingsari-Yogyakarta, 11 Januari 2005 Pukul 10:54.
(MuhaRRam al-Bugisi)

Ringkasan Masalah Sholat Idul Adha.


(Ada berbagai ikhtilaf tentang pelaksanaan sholat hari raya Idul Adha. Kami menukil dua buah buku yang berbeda yang keduanya merupakan penulis yang ber-manhaj ahl as-sunnah wa al-jama’ah. Kedua buku tersebut dilengkapi dengan dalil-dalil dari al-Quran maupun Sunnah Nabi saw.)
v  Syaikh  Abu Bakar  Jabir al-Jazairi dalam minhaj al-muslim (pedoman hidup seorang muslim)
  1. Hukum Sholat ‘Idul Adha adalah sunnah muakkadah (Sunnat yang sangat dianjurkan).
  2. Sholat ‘Idul Adha dilaksanakan lebih pagi daripada sholat ‘Idul Fitri, sehingga memungkinkan orang-orang menyembelih hewan qurbannya.
  3. Disunnahkan mandi, memakai minyak wangi, dan mengenakan pakaian bagus.
  4. Tidak makan kecuali setelah sholat ‘Idul Adha.
  5. Mengumandangkan takbir pada malam kedua hari raya. Khusus hari raya ‘Idul Adha dilanjutkan sampai penghabisan hari-hari tasyriq. Lafaz takbir adalah allahu akbar allahu akbar (hanya dua kali), lailaha illallah wallahu akbar, allahu akbar walillahilhamd.
  6. Berangkat ke tempat shalat melalui suatu jalan dan pulang melalui jalan yang lain seraya mengumandangkan takbir.
  7. Shalat hari raya dianjurkan atau hendaklah dilakukan di padang pasir atau di lapangan terbuka kecuali darurat seperti hujan dll.
  8. Boleh mencukupkan makanan, minuman, dan mengadakan hiburan yang mubah.(yang dibolehkan).
  9. Tidak ada adzan dan iqamat.
  10. Melakukan takbir tujuh kali (termasuk di dalamnya takbiratul ihram) pada rakaat pertama, enam kali pada rakaat kedua (termasuk takbir intiqal=takbir pindah gerakan) atau lima kali apabila takbir intiqal-nya tidak dihitung. Dilakukan dengan suara nyaring (keras)
  11. Sunnah membaca surah al-A’la pada raka’at pertama dan surat al-Ghasyiyah atau asy-Syams pada raka’at yang kedua.
  12. Khutbah dilakukan dua kali dengan duduk sebentar di sela-sela khutbah.
  13. Khutbah didahului dengan pujian dan sanjungan kepada Allah swt. (bukan didahului dengan takbir).
v  Abu Ubaidah Masyhurah bin Hasan bin Mahmud bin Salman (al-Qaul al-mubiin fi akhthaai al-mushallin) Penjelasan-penjelasan tentang Kesalahan dalam Sholat. Kami hanya mengutipkan yang berbeda dengan pendapat di atas. Adapun poin yang tidak dikutip lagi karena halaman yang terbatas.
  1. Hukum sholat dua hari raya adalah Wajib ‘ain, kecuali ada halangan syar’i seperti sakit.
  2. Tidak boleh mengangkat kedua tangan dengan hitungan takbir tujuh kali pada raka’at pertama dan hitungan takbir lima kali pada raka’at kedua, tetapi Ibnu Umar menurut Ibnu qayyim  mengangkat kedua tangannya pada setiap takbir. Ibnu Munzir juga berkata bahwa malik berkata; ‘…barangsiapa yang ingin mengangkat kedua tangannya pada waktu takbir tidaklah mengapa, tetapi pendapat pertama (tidak mengangkat tangan) lebih aku sukai.
  3. Tidak sholat sunnah qabliyah (sebelum sholat ‘Idul Fitri maupun sholat ‘Idul Adha) dan tidak ada sholat sunnah ba’diyah (sholat sunnah setelah ‘Id). Syaikh al-Jazairi tidak menjelaskan hal ini dalam bukunya.
  4. Tidak ada perkataan as-shalatu jaami’ah, ketika memulai sholat ‘id. (Syaikh al-Jazairi tidak menyinggung masalah ini dalam bukunya)
  5. Tidak boleh merayakan malam kedua hari raya.
  6. Tidak boleh memulai khutbah dengan takbir dan membaca takbir berulang kali.
  7. Khutbah hari raya hanya satu kali, bukan dua kali dengan menyelingi di antara dua khutbah tersebut dengan duduk.